Jakarta, 8 Juli 2019 – Setelah berhasil menjadi juara umum pada kompetisi daya ingat Japan Open tahun 2014 lalu, Tim Indonesia kembali unggul dalam ajang kompetisi daya ingat, Japan Open Memory Championship 2019. Kejuaraan yang berlangsung pada 6-7 Juli di Tokyo ini diikuti oleh 9 pelajar SD, SMP, dan SMA dari Indonesia, melawan peserta lainnya dari China, Korea Selatan, Qatar, dan tuan rumah Jepang. Pada kejuaraan ini pelajar Indonesia berhasil membawa pulang 11 emas, 15 perak, dan 19 perunggu, sehingga menempatkan Tim Merah Putih meraih predikat sebagai Country Champion dengan total poin 12,630. Tim China berada di posisi ke-2 dengan 8,772 poin dan tuan rumah Jepang harus puas dengan posisi ke-3 dengan 8,496 poin.

Kompetisi yang diselenggarakan di Urayasu Cultural Hall, Tokyo ini mempertandingkan 10 jenis perlombaan yang menguji kemampuan otak dalam mengingat, di antaranya Names and Faces (5 menit mengingat wajah dan nama); Binary Numbers (5 menit mengingat urutan angka biner acak); Random Images (5 menit mengingat urutan gambar acak); Random Numbers (5 menit dan 15 menit mengingat urutan angka acak); Fictional Dates (5 menit mengingat tahun dan kejadian); Random Words (5 menit mengingat urutan kata acak); Spoken Numbers (mengingat deretan angka yang diperdengarkan dalam interval satu detik per angka); dan Random Cards (mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok dengan batasan waktu 5 menit dan 10 menit).
Tim Indonesia yang berada di bawah pembinaan IMSC (Indonesia Memory Sports Council) pimpinan Grandmaster of Memory, Yudi Lesmana, kali ini menurunkan 9 atlet daya ingat terbaiknya dalam dua kategori usia, yaitu Kids dan Junior. Dalam kompetisi daya ingat, peserta dikelompokkan ke dalam tiga kategori usia yakni Kids/Anak-anak (≤ 12 tahun), Junior/Remaja (13-17 tahun), Adult/Dewasa (18-59 tahun), dan Senior (> 59 tahun). Masing-masing peserta memperebutkan posisi juara umum, juara per kategori, serta juara per nomor pertandingan.
Pada kategori Kids, Fauzan Januar Aryawan Kusuma, pelajar dari SMP Labschool Rawamangun, Jakarta, berhasil meraih perak di cabang Random Words dan perunggu di cabang Speed Cards. Adapun di kategori Junior, pelajar Indonesia meraih jumlah medali yang mengesankan yaitu 6 emas, 10 perak, dan 10 perunggu. Medali ini disumbangkan oleh Shafa Annisa (Yogyakarta) dengan 3 emas, 1 perak, 3 perunggu, Fathimah Aiko (Bandung) dengan 4 emas dan 3 perak, Yossyifa Zahra (Bogor) dengan 3 perak dan 2 perunggu, Amira Tsurayya (Sukabumi) dengan 2 emas, 3 perak, dan 5 perunggu, serta Janet Valencia (Bogor) yang berhasil meraih 1 medali emas.

Shafa Annisa, siswi SMA Kesatuan Bangsa, Yogyakarta, bahkan berhasil meraih perolehan skor individual tertinggi kedua pada kejuaraan ini, hanya terpaut sedikit saja dari Zhang Ling Feng, atlet memory asal China. Ini adalah kali kedua Shafa mengikuti kompetisi daya ingat di Jepang, setelah pada tahun 2014 ia berpartisipasi saat masih duduk di bangku SD. Kini, dia telah menyandang predikat sebagai Grandmaster of Memory. Pencapaian rekor ingatan fantastis diraih oleh Shafa yang mampu mengingat 100-digit urutan angka acak yang diucapkan dalam 100 detik (nilai sempurna), serta memecahkan rekor pribadinya di cabang Random Words dengan mengingat 71 kata dalam 5 menit, dan juga 352 gambar acak dalam 5 menit. Tak hanya itu, Janet Valencia pelajar dari SMA Regina Pacis, Bogor, jauh mengungguli atlet-atlet daya ingat dari negara lainnya di cabang Names and Faces. Janet mampu mengingat 48 nama dalam 5 menit, sementara Naoya Hirata dari Jepang hanya mampu mengingat 33 nama. Amira Tsurayya, siswi SMA Pesantren Plus Al Bayan Putri, Sukabumi, mampu mengingat 81 kata dalam 5 menit, mengalahkan Zhang Ling Feng yang harus puas dengan 63 kata saja. Dan tak kalah mengagumkan, ada Fathimah Aiko pelajar dari SMA Al Irsyad Satya, Bandung, yang berhasil mengingat 57 tahun dan kejadian dalam 5 menit, menjadikannya meraih emas di cabang ini.

Hasil kejuaraan ini membuktikan bahwa, walau dengan dukungan terbatas, kemampuan daya ingat anak bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata oleh dunia. Untuk itu, kami dari Indonesia Memory Sports Council (IMSC) memohon doa dan dukungannya untuk tim pelajar Indonesia yang akan kembali bertanding 13-14 Juli mendatang di Philippine Open Memory Championship 2019. Sejak didirikan pada tahun 2014, IMSC secara rutin melatih dan mengirimkan atlet-atlet daya ingat untuk bertanding pada Olimpiade Memory di berbagai negara. Hingga hari ini, Tim Olimpiade Memory Indonesia telah mengantongi ratusan medali emas, perak, perunggu, 2 Rekor Dunia, serta 5 Rekor MURI. Prestasi yang diraih atlet-atlet binaan IMSC telah dipublikasikan pada situs resmi Kemdikbud RI sebagai berikut:
• Asia Open 2018: www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/10/pelajar-indonesia-raih-12-emas-di-ajang-asia-open-memory-championship-2018
• South Korea Open 2018: www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/08/pelajar-indonesia-raih-emas-pada-kejuaraan-kemampuan-ingatan-internasional-di-korea
• Singapore Open 2018: www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/10/pelajar-indonesia-raih-34-medali-pada-kejuaraan-daya-ingat-internasional-2018-di-singapura
• Indonesia Open 2018: www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/10/pelajar-indonesia-torehkan-prestasi-di-ajang-lomba-daya-ingat-internasional
0 Comments