Tim Junior Indonesia berhasil meraih hasil spektakuler pada putaran Final World Memory Tour – World Championship 2019 di Xiamen, China pada 16-18 Desember 2019. Tidak tanggung-tanggung, 18 medali dari total 30 medali yang diperebutkan di kategori junior berhasil dibawa pulang ke tanah air. Hasil ini menempatkan Indonesia sebagai juara umum di kategori Junior setelah menyapu bersih posisi 1,2, dan 3 dengan perolehan nilai diposisi pertama oleh Janet Valencia (siswi SMA Regina Pacis, Bogor) dengan 4260 poin, Amira Tsurayya Muniruzzaman (siswi SMA PU Albayan) dengan 4008 poin, dan Yossyifa Zahra dengan 3782 poin. Srikandi Indonesia ini unggul dari peserta asal China, Qin Ying dengan nilai 3336 di posisi ke-4, Brenda Lim asal Malaysia dengan nilai 3080 di posisi ke-5, dan Xinran Tian asal Kanada dengan nilai 3071 di posisi ke-6, serta puluhan peserta di Kategori Junior lainnya yang ikut serta di putaran final ini.
Walaupun unggul di kategori junior (usia 13-17 tahun), Tim Indonesia secara keseluruhan menempati posisi negara ke-2 di putaran Final World Memory Tour sejak dimulainya putaran pertama kejuaraan di Jepang pada Juli 2019. Indonesia berada di posisi ke-2 setelah China di posisi pertama dan posisi ke-3 diraih oleh Jepang.
18 medali yang berhasil diraih tim terdiri atas 6 Emas, 5 Perak, dan 7 Perunggu dari 10 cabang perlombaan di Kategori Junior World Memory Tour (Final)-World Championship 2019, Xiamen, China. Medali emas masing-masing diraih oleh Janet (2 emas) pada cabang 15 min names and faces dan 15 min random words, Amira (3 emas) pada cabang 30 min binary numbers, 5 min images, dan spoken numbers, serta Yossifa meraih 1 emas di cabang speed numbers. Lebih membanggakannya lagi, Indonesia juga berhasil mencatatkan rekor dunia remaja dalam mengingat wajah dan nama (141 nama dalam 15 menit) yang dipecahkan oleh Janet Valencia dari pemegang rekor terdahulu, Jan-Hendrik Buscher asal Jerman pada tahun 2015 dengan catatan rekor 136 nama . Tidak hanya itu, Janet dan rekan satu timnya, Yossyifa, dianugerahi gelar International Grandmaster of Memory setelah berhasil melewati batas minimum mengingat 1000 digit angka acak dan 10 deck kartu remi dalam 1 jam, serta mengingat urutan 1 deck kartu remi yang telah diacak dibawah dua menit. ” Melalui sejumlah prestasi ini, Indonesia tidak diragukan lagi menjadi salah satu Tim dengan daya ingat dan konsentrasi terkuat di dunia “, ujar Ketua Tim, Yudi Lesmana.
Indonesia sendiri telah melakukan tour kompetisi di sejumlah negara dan menjadi tuan rumah perhelatan Asia Open Memory Championship 2019 di Denpasar serta mengumpulkan lebih dari 100 medali pada tahun ini dan bersaing dengan lebih 16 negara lainnya. Kejuaraan Dunia Daya Ingat ini membuka keikutsertaan untuk seluruh kategori usia, yaitu kategori Kids (di bawah 12 tahun), kemudian kategori Junior (13-17 tahun), Adult (18-59 tahun), dan Senior (>59 tahun).
Ini bukan kali pertama Indonesia berpartisipasi dalam kejuaraan dunia. Pada tahun 2017, IMSC (Indonesia Memory Sports Council) bahkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Memory Championship di Ancol, Jakarta. Tidak kurang dari 130 peserta dari 21 negara berpartisipasi di ajang ini.
Kompetisi yang digelar oleh Global Alliance of Memory Athletics (GAMA) bekerja sama dengan Asia Memory Sports Alliance (AMSA) ini mempertandingkan ketepatan dan kecepatan mengingat di 10 nomor pertandingan, yaitu:
- 5’ Images (mengingat urutan gambar acak dalam 5 menit)
- 15’ Words (mengingat urutan kata acak dalam 15 menit)
- 15’ Names and Faces (mengingat nama dan wajah dalam 15 menit)
- 5’ Numbers (mengingat urutan digit angka acak dalam 5 menit)
- 5’ Dates (mengingat tahun dan kejadian dalam 5 menit)
- 5’ Cards (mengingat satu pak kartu remi acak dalam waktu secepat-cepatnya)
- 30’ Binary Numbers (mengingat digit angka biner dalam 30 menit)
- 60’ Numbers (mengingat digit angka acak dalam 60 menit)
- 60’ Cards (mengingat kartu remi acak dalam 60 menit)
- Spoken Numbers (mengingat angka yang diperdengarkan 1 detik per digit)
Sebanyak empat atlet memory mewakili Indonesia bertanding di kompetisi final yang digelar di Amoy Haicang Sports Center ini. Sebut saja Athaya Kemal, satu-satunya peserta Indonesia di kategori Kids yang masih duduk di bangku SD Kinderfield Depok. Sementara kategori Junior dari Indonesia diperkuat oleh tiga srikandi yaitu Janet Valencia (SMA Regina Pacis Bogor), Yossyifa Zahra (SMAN 1 Depok, dan Amira Tsurayya (SMA PU Al Bayyan Sukabumi) yang telah memberikan prestasi membanggakan di ajang ini.
“Daya ingat sangat penting dimiliki setiap manusia, terlebih WHO telah memprediksi dementia (pikun) akan meningkat tiga kali lipat pada 2035. Kemampuan daya ingat tentu tidak bisa disamakan dengan kemampuan menghapal karena hilangnya hafalan (contoh bahan bacaan pelajaran atau kitab suci) seseorang tidak akan langsung mempengaruhi hidup orang tersebut, namun hilangnya daya ingat bisa membuat seseorang tersebut tidak bisa mengenali segala hal yang ada di diri dan lingkungannya. Kejuaraan memory ini melatih working memory yang meningkatkan daya serap otak terhadap informasi-informasi baru,”
-Yudi Lesmana, Presiden Indonesia Memory Sports Council
Kompetisi daya ingat merupakan ajang bergengsi yang telah dimulai sejak 1991 di London, Inggris. Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga yang kerap disebut memory sports ini mengalami pertumbuhan terbesarnya di negara-negara Asia Pasifik, salah satunya Indonesia. Sejak menyelenggarakan Indonesia Memory Championship yang pertama pada tahun 2014 di Jakarta, Indonesia Memory Sports Council (IMSC) terus menggulirkan kompetisi daya ingat secara rutin agar lebih banyak putra-putri Indonesia yang berprestasi di ranah ini. Tim Indonesia pada Kejuaraan Dunia kali ini didominasi oleh pelajar-pelajar asal Jawa Barat. Dengan kombinasi biaya pribadi dan sebahagian dukungan Perusahaan (PT. Indonesia Intelektual Akademi dan Bank BJB), akhirnya Tim Indonesia berhasil meraih prestasi di World Memory Tour (Final) – World Championship 2019.
***
Tentang Indonesia Memory Sports Council
Berdiri sejak tahun 2014, lembaga ini memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam mengajajar dan melatih masyarakat dalam peningkatan daya ingat dan konsentrasi. 6 Rekor MURI, 3 Rekor Dunia, dan ratusan medali dalam bidang daya ingat telah dimiliki lembaga ini lewat berbagai Kompetisi Memory Internasional di 11 negara. IMSC memiliki kredibilitas yang tidak diragukan lagi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya dalam bidang daya ingat dan konsentrasi. www.memorysports.id
0 Comments